Selasa, 17 Oktober 2017

CONTOH PENDAHULUAN YANG BENAR


PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY BERBANTU KUIS PUZZLE TERADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV SD NEGERI BENDUNGAN SEMARANG

Pendidikan dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Soegeng (2017:61) mengatakan bahwa “Pendidikan ialah urusan manusia;hanya manusialah yang memiliki pendidikan. Subjek dan objek pendidikan adalah manusia. Pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran”. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa di mata dunia.
Pendidikan dapat dikatakan sebagai kunci keberhasilan suatu negara, dan kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kemajuan pendidikannya. Melalui pendidikan, suatu bangsa dapat berdiri dengan mandiri, kuat, dan berdaya saing tinggi dengan cara membentuk generasi muda yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkarakter, cerdas, serta memiliki ketrampilan. Hal tersebut sejalan dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Menurut Ahmadi dan Amri (2011:1) “Pembelajaran hakikatnya adalah proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran akan bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan nyaman dan aman”.
Keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti guru, peserta didik, model pembelajaran, kurikulum, minat belajar, motivasi, dan lain sebagainya. Guru memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan suatu pembelajaran. Dalam proses belajar-mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa (Slameto, 2013: 97). Hal ini sejalan dengan pemikiran Suprijono (2016:109) yang menyebutkan bahwa “Guru mengajar dalam prespektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya”. Jadi, subyek pembelajaran adalah peserta didik dan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, guru seharusnya menggunakan setrategi pembelajaran yang menempatkan peserta didik menjadi subyek pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan tersebut dapat berupa metode pembelajaran. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang diilih untuk mencapai tujuan pembelajaran (Abdullah Sani, 2016:158).
Pemilihan metode pembelajaran sangatlah penting dalam berlangsungnya proses belajar mengajar karena peserta didik tidak akan berhasil jika dalam belajarnya jika metode pembelajaran yang digunakan guru kurang. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode pembelajaran yang digunakan guru harus bervariasi sesuai dengan karakteristik peserta didik dan tujuan pembelajaran. Guru sebaiknya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi agar proses belajar tidak berjalan membosankan, akan tetapi dapat menarik perhatian peserta didik sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dan fokus peserta didik terhadap materi ajar yang disampaikan guru.
Metode pembelajaran yang bervariasi dan menarik harus digunakan guru dalam setiap pembelajaran. Sistem pembelajaran di Indonesia saat ini tengah menerapkan dua kurikulum, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP dan Kurikulum 2013 (K13). Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dalam KTSP sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi ajar. Metode pembelajaran yang bervariasi juga sangat penting dalam penerapan K13 yang menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.  
Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar dilaksanakan melalui pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah program pembelajaran yang berangkat dari satu tema/topik tertentu dan kemudian dielaborasi dari berbagai aspek atau ditinjau dari berbagai prespektif mata pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah (Abd.Kadir &Asrohah, 2014). Pembelajaran tematik menekankan pada keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan dapat menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahami. Pembelajaran tematik lebih menekankan belajar sambil melakukan (learning by doing). Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk aktif dalam seluruh kegiatan yang berlangsung selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar peserta didik dengan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga peserta didik tertarik dan senang selama proses pembelajaran berlangsung.
Namun pada kenyataannya, masih banyak proses pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Masih banyak guru yang menggunkan metode konvensional dalam melaksanakan pembelajaran. Peserta didik yang seharusnya menjadi subyek pembelajaran dalam hal ini hanya menjadi obyek pembelajaran yang menerima materi ajar dari guru. Hal ini tentunya membuat peserta didik bosan dan tidak tertarik dengan proses pembelajaran sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada saat pembelajaran tematik berlangsung di  kelas IV SDN Bendungan Semarang, dapat diketahui jika guru masih menerapkan pembelajaran konvensional. Pembelajaran tematik seharusnya dapat membuat siswa aktif dalam memahami konsep dan memecahkan masalah. Namun dalam pembelajaran konvensional ini, aktivitas peserta didik cenderung pasif karena pembelajaran berpusat pada guru. Selain menggunakan metode ceramah, guru juga menggunakan metode diskusi. Akan tetapi, metode diskusi berlangsung tidak efektif karena peserta didik  belum dapat bekerja secara kelompok dengan baik dan tidak saling membantu antar anggota kelompok dalam menyelesaikan masalah. Hal ini terjadi akibat karena guru tidak membimbing dan mengatur jalannya diskusi. Setelah jam pembelajaran selesai, guru hanya meminta siswa mengumpulkan tugas kelompok tanpa memberikan konfirmasi atau penguatan atas jawaban dan hasil kerja peserta didik.
Pembelajaran konvensional tersebut membuat siswa cenderung bosan dan tidak fokus selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini terlihat dari perilaku siswa yang beragam, antara lain : saling berbicara sendiri, izin ke kamar mandi, berjalan-jalan di dalam kelas, bermain sendiri, dan bernyanyi. Pembelajaran yang demikian memberikan dampak buruk terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari data hasil Ujian Tengah Semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 seperti berikut :
Tabel 1.
Data Nilai UTS Tema 1. Indahnya Kebersamaan IV SDN Bendungan Semarang Tahun Ajaran 2017/2018
KKM
Nilai
Jumlah
Presentase
65
≥65
16
44,44 %
0-64
20
55,55 %
            Sumber : Dokumentasi guru kelas VI SDN Bendungan Semarang
            Berdasarkan table diatas, dapat diketahui bahwa KKM dari Tema 1.Indahnya Kebersamaan adalah 65. Siswa yang memproleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 sebanyak 16 siswa atau 44,44%, sedangkan peserta didik yang mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 20 siswa atau  55,55%. Dari data tersebut, dapat diketahui jika siswa yang memenuhi KKM lebih sedikit dari siswa yang tidak memenuhi KKM.
Dari uraian permasalahan diatas, peneliti menyimpulkan jika hasil belajar siswa yang masih banyak dibawah KKM disebabkan karena kurangnya motivasi belajar peserta didik. Kurangnya motivasi belajar peserta didik disebabkan oleh proses pembelajaran konvensional yang membosankan sehingga menyebabkan kurangnya minat, perhatian, konsentrasi, dan pemahaman peserta didik atas materi yang disampaikan oleh guru.
Menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran dengan cara pengelolaaan kelas yang efektif. Pengelolaan kelas yang efektif dapat dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif harus disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi peserta didik, materi ajar, serta tujuan belajar. Strategi pembelajaran yang digunakan juga harus dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. Ketika guru melaksanakan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif, siswa akan tertarik dan senang dengan proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif juga dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi ajar serta mempermudah siswa  dalam memahami materi.
Salah satu strategi pembelajaran kreatif dan inovatif yang dapat dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar adalah dengan menerapkan metode pembelajaran Course Review Horay (CRH). Course Review Horay (CRH) adalah metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan berteriak ‘horee!!’ atau yel-yel lainnya yang disukai (Huda, 2016:229). Metode ini juga bertujuan meningkatkan pemahaman peserta didik tentang materi ajar. Hal ini dibuktikan dengan adanya latihan soal sebagai bentuk pengujian dalam proses pembelajaran yag ditulis pada kartu atau kertas yang telah disediakan.
Metode pembelajaran CRH merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini ini telah dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Winarsih pada 2014 tentang penggunaan metode CRH untuk meningkatkan pembelajaran IPS tentang perjuangan melawan penjajahan siswa kelas V SD Negeri 1 Karangsari Tahun Pelajaran 2013/2014. Dalam penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa   penggunaan metode CRH dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Karangsari. Hal ini dibuktikan dengan presentasi ketuntasan siswa yang terus meningkat dari siklus I, II, dan II yaitu 28,6%, 89,3%, dan 100%.
Berdasarkan ulasan diatas, peneliti ingin mengkaji permasalahan tersebut melalui penelitian kuantitatif dengan judul “Pengaruh Metodel Pembelajaran Course Review Horay Berbantu Kuis Puzzle terhadap peningkatan Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas IV SD Negeri Bendungan Semarang ”.