PENGARUH METODE
PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY
BERBANTU KUIS PUZZLE TERADAP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV SD NEGERI BENDUNGAN SEMARANG
Pendidikan dan manusia
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Soegeng (2017:61) mengatakan
bahwa “Pendidikan ialah urusan manusia;hanya manusialah yang memiliki
pendidikan. Subjek dan objek pendidikan adalah manusia. Pendidikan merupakan
kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran”.
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam proses peningkatan
kemampuan dan daya saing suatu bangsa di mata dunia.
Pendidikan dapat dikatakan
sebagai kunci keberhasilan suatu negara, dan kemajuan suatu bangsa ditentukan
oleh kemajuan pendidikannya. Melalui pendidikan, suatu bangsa dapat berdiri
dengan mandiri, kuat, dan berdaya saing tinggi dengan cara membentuk generasi
muda yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkarakter, cerdas, serta
memiliki ketrampilan. Hal tersebut sejalan dengan Undang-undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Menurut Ahmadi dan Amri (2011:1) “Pembelajaran hakikatnya
adalah proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar,
dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran akan bermakna bagi anak jika
dilakukan dalam lingkungan nyaman dan aman”.
Keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti guru, peserta didik, model pembelajaran, kurikulum, minat
belajar, motivasi, dan lain sebagainya. Guru memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap keberhasilan suatu pembelajaran. Dalam proses belajar-mengajar,
guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar
bagi peserta didik untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk
melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan siswa (Slameto, 2013: 97). Hal ini sejalan dengan pemikiran
Suprijono (2016:109) yang menyebutkan bahwa “Guru mengajar dalam prespektif pembelajaran
adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk
mempelajarinya”. Jadi, subyek pembelajaran adalah peserta didik dan pembelajaran
berpusat pada peserta didik.
Dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, guru seharusnya
menggunakan setrategi pembelajaran yang menempatkan peserta didik menjadi
subyek pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan tersebut dapat berupa
metode pembelajaran. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
suatu tujuan. Sedangkan metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari
strategi pembelajaran yang diilih untuk mencapai tujuan pembelajaran (Abdullah
Sani, 2016:158).
Pemilihan metode pembelajaran sangatlah penting dalam
berlangsungnya proses belajar mengajar karena peserta didik tidak akan berhasil
jika dalam belajarnya jika metode pembelajaran yang digunakan guru kurang. Dalam
kegiatan belajar mengajar, metode pembelajaran yang digunakan guru harus
bervariasi sesuai dengan karakteristik peserta didik dan tujuan pembelajaran. Guru
sebaiknya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi agar proses belajar
tidak berjalan membosankan, akan tetapi dapat menarik perhatian peserta didik
sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dan fokus peserta didik terhadap materi
ajar yang disampaikan guru.
Metode pembelajaran yang bervariasi dan menarik harus
digunakan guru dalam setiap pembelajaran. Sistem pembelajaran di Indonesia saat
ini tengah menerapkan dua kurikulum, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP dan Kurikulum 2013 (K13). Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi
dalam KTSP sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik
terhadap materi ajar. Metode pembelajaran yang bervariasi juga sangat penting
dalam penerapan K13 yang menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa.
Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar dilaksanakan melalui
pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah program pembelajaran yang
berangkat dari satu tema/topik tertentu dan kemudian dielaborasi dari berbagai
aspek atau ditinjau dari berbagai prespektif mata pelajaran yang biasa
diajarkan di sekolah (Abd.Kadir &Asrohah, 2014). Pembelajaran tematik
menekankan pada keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan
terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.
Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari dan dapat menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahami. Pembelajaran
tematik lebih menekankan belajar sambil melakukan (learning by doing). Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk aktif
dalam seluruh kegiatan yang berlangsung selama proses pembelajaran. Oleh karena
itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar peserta didik dengan
metode pembelajaran yang bervariasi sehingga peserta didik tertarik dan senang
selama proses pembelajaran berlangsung.
Namun pada kenyataannya, masih banyak proses pembelajaran
yang berpusat pada guru (teacher centered).
Masih banyak guru yang menggunkan metode konvensional dalam melaksanakan
pembelajaran. Peserta didik yang seharusnya menjadi subyek pembelajaran dalam
hal ini hanya menjadi obyek pembelajaran yang menerima materi ajar dari guru. Hal
ini tentunya membuat peserta didik bosan dan tidak tertarik dengan proses
pembelajaran sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada saat
pembelajaran tematik berlangsung di kelas
IV SDN Bendungan Semarang, dapat diketahui jika guru masih menerapkan
pembelajaran konvensional. Pembelajaran tematik seharusnya dapat membuat siswa
aktif dalam memahami konsep dan memecahkan masalah. Namun dalam pembelajaran
konvensional ini, aktivitas peserta didik cenderung pasif karena pembelajaran
berpusat pada guru. Selain menggunakan metode ceramah, guru juga menggunakan
metode diskusi. Akan tetapi, metode diskusi berlangsung tidak efektif karena peserta
didik belum dapat bekerja secara
kelompok dengan baik dan tidak saling membantu antar anggota kelompok dalam
menyelesaikan masalah. Hal ini terjadi akibat karena guru tidak membimbing dan
mengatur jalannya diskusi. Setelah jam pembelajaran selesai, guru hanya meminta
siswa mengumpulkan tugas kelompok tanpa memberikan konfirmasi atau penguatan
atas jawaban dan hasil kerja peserta didik.
Pembelajaran
konvensional tersebut membuat siswa cenderung bosan dan tidak fokus selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini terlihat dari perilaku siswa
yang beragam, antara lain : saling berbicara sendiri, izin ke kamar mandi, berjalan-jalan
di dalam kelas, bermain sendiri, dan bernyanyi. Pembelajaran yang demikian
memberikan dampak buruk terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari
data hasil Ujian Tengah Semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 seperti berikut
:
Tabel 1.
Data Nilai UTS Tema 1.
Indahnya Kebersamaan IV SDN Bendungan Semarang Tahun Ajaran 2017/2018
|
KKM
|
Nilai
|
Jumlah
|
Presentase
|
|
65
|
≥65
|
16
|
44,44 %
|
|
0-64
|
20
|
55,55 %
|
Sumber
: Dokumentasi guru kelas VI SDN Bendungan Semarang
Berdasarkan table diatas, dapat diketahui bahwa KKM dari
Tema 1.Indahnya Kebersamaan adalah 65. Siswa yang memproleh nilai lebih dari
atau sama dengan 65 sebanyak 16 siswa atau 44,44%, sedangkan peserta didik yang
mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 20 siswa atau 55,55%. Dari data tersebut, dapat diketahui
jika siswa yang memenuhi KKM lebih sedikit dari siswa yang tidak memenuhi KKM.
Dari uraian permasalahan
diatas, peneliti menyimpulkan jika hasil belajar siswa yang masih banyak
dibawah KKM disebabkan karena kurangnya motivasi belajar peserta didik.
Kurangnya motivasi belajar peserta didik disebabkan oleh proses pembelajaran
konvensional yang membosankan sehingga menyebabkan kurangnya minat, perhatian,
konsentrasi, dan pemahaman peserta didik atas materi yang disampaikan oleh
guru.
Menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran dengan cara
pengelolaaan kelas yang efektif. Pengelolaan kelas yang efektif dapat dilakukan
dengan menggunakan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Strategi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif harus disesuaikan dengan karakteristik
dan kondisi peserta didik, materi ajar, serta tujuan belajar. Strategi
pembelajaran yang digunakan juga harus dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan bagi peserta didik. Ketika guru melaksanakan pembelajaran
menggunakan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif, siswa akan
tertarik dan senang dengan proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang
kreatif dan inovatif juga dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi ajar
serta mempermudah siswa dalam memahami
materi.
Salah satu strategi
pembelajaran kreatif dan inovatif yang dapat dilakukan dalam kegiatan belajar
mengajar adalah dengan menerapkan metode pembelajaran Course Review Horay (CRH). Course
Review Horay (CRH) adalah metode pembelajaran yang dapat menciptakan
suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat
menjawab benar diwajibkan berteriak ‘horee!!’ atau yel-yel lainnya yang disukai
(Huda, 2016:229). Metode ini juga bertujuan meningkatkan pemahaman peserta
didik tentang materi ajar. Hal ini dibuktikan dengan adanya latihan soal
sebagai bentuk pengujian dalam proses pembelajaran yag ditulis pada kartu atau
kertas yang telah disediakan.
Metode pembelajaran CRH merupakan salah satu metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini ini
telah dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Winarsih pada 2014
tentang penggunaan metode CRH untuk
meningkatkan pembelajaran IPS tentang perjuangan melawan penjajahan siswa kelas
V SD Negeri 1 Karangsari Tahun Pelajaran 2013/2014. Dalam penelitian tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode CRH dapat meningkatkan hasil
belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Karangsari. Hal ini dibuktikan dengan
presentasi ketuntasan siswa yang terus meningkat dari siklus I, II, dan II
yaitu 28,6%, 89,3%, dan 100%.
Berdasarkan ulasan diatas,
peneliti ingin mengkaji permasalahan tersebut melalui penelitian kuantitatif
dengan judul “Pengaruh Metodel Pembelajaran Course
Review Horay Berbantu Kuis Puzzle
terhadap peningkatan Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas IV SD Negeri Bendungan
Semarang ”.